Sedari buaian hingga berjuang mempertahankan kehidupan
Seorang anak adam mencoba bertahan dari beban ujian,
karena hidup ini adalah ujian
Dari berjuang melihat dunia,
hingga terlelap abadi meninggalkan dunia
Ya… dia berasal dari setetes
air perjuangan seorang laki-laki
Dan seorang malaikat cantik yang mampu merawatnya dalam rahimnya.
Dalam dirinya hanya terukir
kata “aku mampu” untuk menapaki jejak hidup ini. Tak peduli seberapa sulit bahaya
yang menghadang, dan tidak terlena dengan kenikmatannya waktu kecil digunakan untuk belajar mengerti akan pentingnya kerasnya perjuangan seorang Ayah
yang hidup dari mengajarkan makna pentingnya
agama dalam hidup ini,
dari satu majllis ke majlis lainnya. Aku belajar dari seorang
yang mampu menyimpan air
mata kesedihan dari
orang-orang yang di Cintainya. Tidak ingin mereka merasakan apa yang
dirasakannya, aku hanya ingin melihat senyuman, bukan melihat hasil harapan
yang hilang. Walaupun itu sebuah
tangis kebahagiaan, namun, yang seperti itu lebih Indah lagi menyenangkan ku pandang. Hidup bukan hanya mengenal tentang kebahagian tapi
juga bagaimana menyikapi kesedihan. Sungguh aku tidak ingin melihat
air mata itu lagi,
air yang mengadung ratapan harapan yang jatuh deras membanjiri perasaan penyesalan.
#اجهد ولاتكسل ولا تكن غافلا #فندمة العقب لمن يتكاسل
“Berjuanglah, bersungguh-sungguhlah jangan bermalas-malasan dan jangan jadi orang yang lalai, maka penyesalan adalah hukuman bagi orang yang bermalas-malasan”
Sepenggal perkataan mutiara yang sangat menyayat hati bagi orang-orang yang bermalas-malasan, dan sebuah ancaman bagi para pejuang ilmu yang hausakan ilmu, Nyatanya berjuang tidak semudah yang kujalani, banyak yang harus dibenahi dari dalam diri sebelum berjuang, ibarat ”siapkan peluru sebelum berperang” perkataan yang aku ambil dari makna kehidupan adalah ujian, siapkan peluru sebanyak-banyaknya, wahai pejuang agar perjuanganmu tidak mati di tengah jalan, “jadikan dirimu sebagai senjata dan pengalaman hidupmu sebagai pelurunya”.