Menjadi
orang yang pertama untuk di patuhi dalam keluarga adalah keinginan seorang
suami. Patuh pada perbuatan yang baik, patuh pada perbuatan yang di ridhoi oleh
Allah swt, dan tentu setiap perbuatan yang kelak akan diminta
pertanggungjawabannya kepada sang Khalik.
“Dek,
MasyaAllah cantik nian dirimu memakai hijab.”
“Dek,
kerudungnya agak di panjangin ya. Terlihat lebih anggun loh!”
“Dek,
kayaknya kerudungnya agak tipis ya, leher mu terlihat. Malu sebaik-baiknya
sifat Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Salam loh dek.”
“Dek,
sebelum bedug tilawah dulu yuk. Atau adek mau muraja’ah? Yuk abang simak”
Setiap
kalimat yang terucap mengandung perintah, perintah untuk melakukan sesuatu yang
dikehendaki. Mungkin tidak semua wanita mau di perintah, tersebab kalimat yang
terucap tidak elok, intonasi yang tinggi, serta kurangnya lemah lembut dalam
penyampaiannya, wanita terlahir dari tulang rusuk yang membelok kan? Maka
jangan coba coba untuk dipaksakan lurus dengan keras, dia akan patah, sakit
berkepanjangan. Mari kita lihat sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam kepada Ummahatul Mukminin, Aisyah radhiyallahu anhu sang
istri.
Dari Aisyah radhiyallahu anhu
berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: “Sungguh, segala
sesuatu yang dihiasi kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya, tanpa kelembutan
segala sesuatu akan nampak jelek.” (HR. Muslim)
Maka,
pandai-pandailah seorang suami dalam bertutur kata, dalam menasehati istri, pun
dalam memberikan kalimat perintah agar setiap ucapan suami dapat menjadi pakem
dalam setiap perbuatan yang akan di lakukan oleh seorang istri. Sang istri?
Dengarkan, patuhi bila itu kebaikan yang datang dari ucapannya, kamu sungguh
ingin sehidup sesyurga dengannya bukan? Mari belajar bersama, berproses
bersama. Sedikit lelah mungkin, tapi tidak ada salahnya kan bila tempat
peristirahatan kita bersamanya adalah syurga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar